Emas Antam Senin Stabil Rp 1,075 Juta Per Gram – Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam pada Senin (18/9) stabil di posisi Rp 1.075.000 per gram.
Dipantau dari laman Logam Mulia, harga emas batangan Antam pun bertengger di posisi Rp 1.075.000 per gram pada Sabtu (16/9) dan Minggu (17/9). Harga jual kembali atau buyback emas batangan Antam hari ini juga tidak berubah di harga Rp 955.000 per gram, sama dengan harga buyback pada Sabtu dan Minggu.
Transaksi harga jual akan dikenakan potongan pajak, sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017. Penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp 10 juta akan dikenakan potongan Pajak Penghasilan (PPh) 22 sebanyak 1,5% untuk pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan potongan 3% bagi orang yang tidak memiliki NPWP. PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.
Berikut harga pecahan emas batangan yang tercatat di Logam Mulia Antam Senin (18/9).
– Emas Antam 0,5 gram: Rp 587.500
– Emas Antam 1 gram: Rp 1.075.000
– Emas Antam 2 gram: Rp 2.090.000
– Emas Antam 3 gram: Rp 3.110.000
– Emas Antam 5 gram: Rp 5.150.000
– Emas Antam 10 gram: Rp 10.245.000
– Emas Antam 25 gram: Rp 25.487.000
– Emas Antam 50 gram: Rp 50.895.000
– Emas Antam 100 gram: Rp 101.712.000
– Emas Antam 250 gram: Rp 254.015.000
– Emas Antam 500 gram: Rp 507.820.000
– Emas Antam 1.000 gram: Rp 1.015.600.000.
Baca juga : https://www.edenn.com/emas-antam-senin-stabil-rp-1075-juta-per-gram/
Rupiah pada Senin (18/9) berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke level Rp 15.380 hingga Rp 15.400 per dolar AS. Potensi support mencapai sekitar Rp 15.300 per dolar AS.
“Pekan ini, pasar menantikan event penting pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Federal Reserve/ The Fed) di Kamis (21/9) dini hari, di mana pasar sudah berekspektasi suku bunga acuan tidak berubah,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra seperti dikutip Antara, Senin.
Di sisi lain, pasar melihat potensi bank sentral AS masih tetap mendukung suku bunga tinggi ke depan karena data-data ekonomi AS yang membaik, terutama inflasi yang belum turun ke target 2%. Ini dilihat berpotensi mengangkat dolar AS terhadap nilai tukar lainnya menjelang pengumuman kebijakan moneter AS pekan ini.
“Tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (juga) terlihat naik pagi ini. Untuk tenor dua tahun naik sekitar 5%, tenor 10 tahun (di level) 1,8%, dan 30 tahun (di level) 1,0%. Kenaikan ini bisa jadi reaksi terhadap dukungan The Fed untuk suku bunga tinggi,” ungkapnya.
Adapun faktor lain yang bisa memperlemah rupiah adalah kondisi harga minyak mentah yang terus naik di atas level US$ 90 dolar per barel, karena Indonesia adalah net importir minyak mentah.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin melemah 0,13% atau 20 poin ke level Rp 15.376 per dolar AS, dibandingkan hari sebelumnya di level Rp 15.356 per dolar AS.